50
Pedoman Kehidupan
Dari Al-Qur’an
Dari Al-Qur’an
Disarikan
dari kitab:
قَوَاعِدُ قُرْآنِيَّةْ
Karya:
DR.Umar
bin Abdullah al-Muqbil
****
Pedoman
ke:2 (lanjutan)
6- Banyak terjadi peristiwa-peristiwa di dunia ini yang
dapat kita ambil sebagai ibroh/pelajaran, termasuk satu peristiwa yang akan aku
ceritakan di berikut ini. Pada suatu hari, seorang laki-laki berusaha keras
mengejar jadwal penerbangan pesawat yang akan segera terbang dari bandara. Dia
berlari sekuat yang ia mampu sambil menyeret barang-barang yang akan ia bawa agar
tidak ketinggalan pesawat. Tak berapa lama kemudian, sampailah ia dan barang
bawaannya ke bandara yang dituju. Sambil mengatur nafas yang ngos-ngosan, dia
berniat duduk sejenak untuk mengurangi rasa pegal pada kaki dan tangannya
karena telah berlari dalam jarak yang cukup jauh sambil menyeret beban yang
cukup berat. Baru saja pantatnya menyentuh kursi di loby bandara, terdengarlah
suara yang cukup nyaring, bahwa ternyata pesawat yang coba ia kejar itu sudah
siap terbang. Tak ada waktu dan kesempatan lagi baginya untuk naik ke dalam
pesawat itu karena pesawat sudah mulai bergerak mengelilingi landasan pacu di
bandara itu dan siap untuk terbang. Laki-laki itupun terhenyak dan tertunduk
lemas. Ia menyesali keterlambatannya dan mulai menyalahkan hal-hal yang
menurutnya menjadi sebab akan keterlambatannya itu. Dia berpikir, bisnisnya
pasti akan segera hancur karena ia tidak bisa datang tepat waktu seperti yang
telah ia janjikan kepada para partner bisnisnya di kota lain. Sementara jadwal
pemberangkatan pesawat selanjutnya harus menunggu dua hari lagi. Akhirnya,
laki-laki tersebut berdiri dan melangkah gontai ke luar bandara. Rumah. Ya, dia
harus kembali ke rumahnya untuk mengatur segalanya dari awal lagi. Setelah
sampai di rumah, dia menghubungi beberapa temannya melalui telepon lalu ia
nyalakan TV sekedar untuk mencairkan suasana hati yang sedang tak menentu.
Tiba-tiba matanya melotot ke layar TV lalu ia berteriak keras: “Terima kasih ya
Allah! Engkau telah melindungiku dengan cara-MU yang teramat manis”. Ternyata,
chanel TV yang sedang ia lihat memberitakan bahwa telah terjadi kecelakaan
pesawat terbang beberapa puluh menit yang lalu, yang mana semua penumpangnya
dinyatakan tewas tak terkecuali, dan pesawat itulah yang coba ia kejar beberapa
jam yang lalu namun ia gagal menaikinya karena terlambat datang ke bandara.
Pertanyaannya: bukankah keterlambatan laki-laki itu
lebih baik bagi dirinya? Seandainya ia tidak terlambat, bukankah ia juga akan
ikut menjadi bagian dari korban yang tewas Dalam pesawat tersebut? Ya, meskipun awalnya ia merasa
kesal, kecewa dan sedih karena gagal mengejar pesawat itu, tapi akhirnya ia bersyukur
atas keterlambatan yang telah direncanakan oleh Allah untuk dirinya. Dalam
sebuah sya’ir dituliskan :
على المرء أن يسعى الى الخير جهده و ليس عليه أن تتم المقاصد
Seseorang
wajib mengusahakan hal-hal yang baik dengan sekuat tenaga. Dan ia tidaklah wajib
untuk meraih tujuannya dengan sempurna (sesuai rencana).
(bersambung)